Di balik prestasi pesantren yang baik akan selalu ditemukan keterlibatan dan keterikatan wali santri yang besar, sebaliknya di balik kegagalan program pendidikan suatu pesantren sering diakibatkan oleh potensi wali santri yang tidak dikelola secara efektif. Partisipasi dan keterikatan wali santri bersifat relatif, baik secara pasif atau aktif mulai dari laporan pengasuh pesantren tentang kemajuan belajar santri kepada orang tua mereka, rapat khusus yang harus dihadiri orang tua, sosialisasi kurikulum kepada orang tua, bantuan orang tua dalam bentuk non-instruksional, sampai kepada partisipasi orang tua dalam pembuatan keputusan.
Untuk mengelola partisipasi wali santri dapat dilakukan secara kondisonal dalam bentuk yang beragam. Hal ini sejalan dengan pandangan Marsh (1988) bahwa kemitraan antara wali murid dan lembaga pendidikan dapat dilakukan dalam beragam aspek pembuatan keputusan, termasuk kurikulum. Selama ini, keterlibatan wali santri tergolong pasif, yakni hadir di pesantren atas undangan pengasuh setahun sekali untuk mengikuti haflatul imtihan, atau haul. Barangkali kegiatan semacam itu perlu dikembangkan sedemikian rupa, sehingga potensi wali santri terdayagunakan secara optimal, misalnya sebelum awal tahun ajaran baru dimulai, mereka dihadirkan untuk memberikan masukan-masukan demi perbaikan program pendidikan pesantren.
Bagaimana Hubungan Pesantren dengan Wali Santri Dikembangkan? Pengembangan peran wali santri dapat dipandang penting sama pentingnya dengan pengembangan staf pesantren. Mengapa demikian? Dengan memperhatikan peran wali santri, setidaknya dapat diambil tiga keuntungan. Pertama, mereka dapat memberi informasi tentang pendidikan pada umumnya dan khususnya di pesantren. Oleh karenanya, pengasuh pesantren hendaknya berusaha memikirkan bagaimana agar arus informasi orang tua santri dapat sampai ke mereka. Sebagai bentuk penghormatan terhadap kyai, biasanya orang tua santri hanya akan berbicara jika ditanya kyai. Oleh karena itu, diharapkan setiap terjadi pertemuan wali santri dengan pengasuh pesantren, para kyai berupaya menggali informasi serpelunya dari mereka demi peningkatan mutu pelayan pesantren kepada santri dan masyarakat.
Kedua, partisipasi wali santri dapat menumbuhkan komitmen mereka untuk mendorong prestasi pendidikan anak-anak mereka di pesantren. Misalnya, dengan mengetahui program pesantren wali santri akan berusaha menciptakan iklim pendidikan di keluarga sehingga tidak menimbulkan konflik dengan pengetahuan dan sikap anaknya selama di pesantren. Dan ketiga, partisipasi wali santri dalam proses pembuatan keputusan akan mengurangi tingkat resistensi dalam implementasi program-program pendidikan pesantren.
Yang jelas bentuk partisipasi wali santri akan beragam antara pesantren satu dengan yang lain. Apapun bentuknya, semuanya dipandang penting untuk mengembangkan pesantren sebagai wahana meciptakan masyarakat belajar (learning community).
Diambil Dari buku Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global
oleh : Prof. Dr. H. Khusnuridlo, MPd
Jumat, 21 Mei 2010
di
22.17
Diposting oleh
Akhmad Rifqi Azis
Archivado en: