Dalam hal ini, ketiganya kita mengerti sebagai bentuk hubungan antara dua guru pesantren (termasuk pemimpin pesantren) yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan secara praktis di mana kedua belah pihak, khususnya guru senior, saling memberi balikan, penilaian dan keputusan tentang metode, isi dan tugas pendidikan dan pengajaran yang baik. Di lingkungan pesantren salaf, guru senior biasanya juga mempercayakan tugas mengajarnya kepada santri senior yang dianggap mampu.
Sebagaimana disinggung pada bagian terdahulu, pesantren salafiah biasanya tidak didukung oleh guru dalam jumlah besar. Sementara untuk memenuhinya sering mendapatkan kesulitan karena keterbatasan dana untuk menggaji mereka. Atas dasar inilah perlu diupayakan cara peningkatan kualitas mereka secara lebih ekonomis; bagaimana guru yang sedikit dapat memiliki kinerja yang tinggi sehingga pesantren tetap mampu memberi pelayanan pendidikan dan pengajaran yang optimal kepada santri dan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan mutu guru tersebut adalah membekali keterampialn teknis dan konseptual melalui mentoring, kepelatihan (coaching) dan praktek.
Ketiga teknik peningkatan keterampilan guru di atas patut dipertimbangkan mengingat karakteristiknya yang relefan dengan karakteristik kehidupan pesantren, yakni kolegial, komunikatif, demokratis dan humanistik. Selain itu, metode tersebut ternyata telah diterapkan di pondok-pondok salafiah sejak dahulu. Sejalan dengan ilmu-ilmu moderen, metode tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip supervisi pendidikan, yang mengandung fungsi-fungsi supervisi, pemberdayaan dan transformatif. Oleh karena itu, bagaimana para pengasuh pesantren memelihara dan mengembangkan teknik-teknik tersebut sebaik mungkin. Secara khusus, penelitian Gray & Gray (1985: 40) melaporkan bahwa tanpa adanya coaching, keberhasilan upaya pengembangan staf menurun hingga 10 persen tingkat implementasi profesional, sementara dengan menambah kegiatan coahing tingkat kesuksesannya naik hingga 75 per sen
Jumat, 21 Mei 2010
di
22.15
Diposting oleh
Akhmad Rifqi Azis
Archivado en: