Kamis, 20 Mei 2010

Potret Kewirausahaan Pesantren

Pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan islam yang berfungsi mempersiapkan kader islam yang kelak mampu memberikan solusi problematika ditengah masyarakat.

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Jadi yang dimaksud dengan potret kewirausahaan pesantren adalah gambaran pesantren dalam menanamkan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), kreativitas dan inovasi wirausaha. Ruang lingkup kewirausahaan pesantren sebagai berikut :

a) Produksi

Kata “produksi” sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Menurut partanto dalam kamus ilmiah populer (2001:626) menjelaskan “Produksi merupakan tindakan menghasilkan barang-barang, pembuatan, penghasilan, apa yang dihasilkan (diperbuat)”. Produksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang, kegunaan suatu barang akan bertambah apabila memberikan manfaat baru atau lebih dari semula (Muhammad, 2004:225). Produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah fedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. (http://www.e-dukasi.net/ 20 April 2010)

Dari devinisi diatas dapat disimpulkan Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka menambah nilai kegunaan produk. Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan menciptakan manfaat (utility) baik massa kini maupun masa yang akan mendatang.

Kegiatan prouksi dilatarbelakangi kebutuhan masyarakat sehari-hari, kebutuhan masyarakat berdasarkan tingkat kepentingan meliputi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Tingkat kebutuhan masyarakat tersebut merupakan kajian produksi. Langkah-langkah penting dalam menciptakan produk baru diantaranya sebagai berikut :

1. mengembangkan ide produk: Menentukan apa yang konsumen butuhkan.

2. menilai kelayakan ide produk: Membandingkan antara keuntungan dan biaya yang dikeluarkan.

3. merancang dan menguji produk: Melihat reaksi konsumen terhadap produk.

4. mendistribusikan dan mempromosikan produk: Membuat target market mengetahui keberadaan produk.

5. pengawasan pasca produksi: Menghitung keuntungan atau kerugian aktual. (http://www.kwary.net/ 23 April 2010)

Dengan langkah-langkah produksi diatas, produsen dapat mengetahui kebutuhan konsumen, mengkalkulasi biaya produksi, perkembangan produk dipasar, meminimalisir kerugian dan meningkatkan keuntungan perusahaanya.

b) Distribusi

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyebarkan produk barang atau jasa dari produsen kepada konsumen pemakai. Perusahaan atau perseorangan yang menyalurkan barang disebut distributor. Dalam kamus ilmiah populer (2001:199) menjelaskan “distribusi adalah pembagian (barang-barang kepada orang banyak/ke tempat tertentu), penyaluran, penyebaran”.

Beranjak dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen kepada konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan.

Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Kegiatan pendistribusian barang berkaitan erat dengan strategi pemasaran. Pemilihan strategi pemasaran yang tepat akan membantu merpercepat sampainya barang kepada konsumen dengan harga yang telah ditentukan oleh perusahaan. Salah satu strategi pemasaran yang sebaiknya harus diperhatikan agar aktivitas jalannya distribusi dapat berjalan dengan lancar adalah dengan memperhatikan saluran distribusi (channel of ditribusi). Saluran ditribusi dapat membantu perusahaan dalam proses pemasaran terutama untuk menganalisis berbagai kendala yang terjadi di lapangan, sehingga dapat diambil kebijakan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Salah satu unit yang sangat membantu dalam jalannya proses distribusi adalah unit distributor. Distributor sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam membantu pemasaran objek produksi. Dalam menunjuk distributor yang tepat dan juga menetapkan kebijkan yang benar tentang saluran distribusi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. melakukan riset dan analisis yang lebih mendalam terhadap pihak-pihak lembaga yang terkait dalam menunjang proses pemasaran, terutama seabagai contoh adalah pihak-pihak terkait seperti pedagang perantara antara pihak perusahaan dengan konsumen di daerah tertentu.

2. mempertimbangkan karakteristisk dari segmen pasar yang telah dibidik, dan secara geografis bagaimana lokasi pembeli, apakah mudah dijangkau atau keadaan yang terjadi adalah sebaliknya.

3. memperhitungkan seberapa besar persediaan produk yang dipasok yang disesuaikan dengan seberapa besar dengan kebutuhan konsumen. Hal ini bertujuan untuk menganailisis efektifitas proses distribusi yang akan dilakukan dalam jangka panjang.

4. memikirkan dengan segala jaringan pemasaran yang dimiliki agar dapat didaya upayakan secara maksimal sehingga hasil pemasaran yang disokong dari proses distribusi dapat memberikan hasil yang optimal (http://go-kerja.com/strategi-pemasaran/ 19 april 2010).

Pola distribusi yang harus dipertimbangkan dan selalu diamati adalah dengan melakukan penyesuaian dengan perkembangan pola dinamika gaya hidup masyarakat. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, maka proses distibusi dapat berjalan dengan baik dan akan mensuport untuk menghasilkan nilai penjualan yang memuaskan.

RSS Digg Twitter StumbleUpon Delicious Technorati