Kepemimpinan responsif merupakan bagian dari kepemimpinan transformatif yang tanggap terhadap kebutuhan santri, komunitas pesantren dan masyarakat luas. Jenis kepemimpinan ini penting, mengingat lembaga pesantren di samping berdiri atas inisiatif pengasuh, namun perkembangannya tetap melibatkan dukungan masyarakat. Oleh karena itu, menjadi hal yang wajar bahwa pengasuh pesantren menyampaikan informasi-informasi penting tentang kepercayaan yang diberikan kepada pengasuh/pemimpin pesantren.
Caldwell & Spinks (1992: 139) mendefinsikan akuntabilitas ke dalam proses pemberian informasi kepada pihak lain, dalam rangka memberi penilaian tentang sesuatu program. Dalam konteks pesantren, proses pemberian informasi dapat dilakukan secara internal, termasuk wali santri. Namun dapat pula akuntabilitas dapat dilakukan secara eksternal, yakni pemimpin pesantren menyampaikan informasi kepada pihak luar, termasuk instansi terkait, masyarakat sekitar dan masyarakat luas tentang sejauhmana lembaga telah merespon kebutuhan santri. Pemberian informasi juga sangat fleksibel, dapat melalui rapat khusus atau melalui majlis-majlis/forum-forum yang paling memungkinkan diselenggarakan pesantren, misalnya majlis-majlis: haflatul imtihan, munadlarah, peringatan hari besar Islam, festival dan sebagainya.
Dalam sistem sekolah formal, akuntabilitas lembaga lebih berupa laporan keuangan dan administrasi. Hal ini, karena sekolah formal memang sangat tergantung kepada kontribusi masyarakat berupa uang/material.. Penyelenggaraannya juga telah tunduk kepada sistem pendidikan formal atau birokrasi terkait. Oleh karena itu tujuan pemberian informasi adalah laporan pertanggungjawaban. Sebaliknya, kecenderungan pesantren muncul atas inisiatif individu pengasuh, segala kebutuhannya ditanggung oleh pengasuh, maka manajemennya sangat subyektif. Dari sinilah harus dipahami bahwa akuntabilitas pesantren tujuannya bukan untuk laporan pertanggungjawab, namun lebih bersifat tanggungjawab moral pengasuh kepada stakeholders.
Adapun isi akuntabilitas yang perlu disampaikan oleh pengasuh pesantren, antara lain: maksud diselenggarakannya pesantren, kualifikasi santri, kualifikasi staf/guru/ustdz, metode belajar mengajar di pesantren, indicator-indikator keberhasilan, dan lain-lain yang dianggap perlu
Diambil Dari buku Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global
oleh : Prof. Dr. H. Khusnuridlo, MPd
Jumat, 21 Mei 2010
di
22.25
Diposting oleh
Akhmad Rifqi Azis
Archivado en: